POLA HIDUP BERBASIS UTANG PASTINYA TIDAK BAIK

POLA HIDUP BERBASIS UTANG PASTINYA TIDAK BAIK

Pertanyaan

Saya seorang karyawan yang sedang mencicil rumah, mobil, dan memiliki 2 kartu kredit. Penghasilan saya 70% habis untuk membayar cicilan pinjaman dan bunga. Sisa 30% saya gunakan untuk biaya hidup sehari-hari dengan cara gali lubang tutup lubang, karena biaya hidup bulanan selalu tidak cukup, saya terpaksa suka meminjam kepada keluarga atau teman. Sebenarnya saya malu dengan pola hidup saya yang suka berutang. Mohon pencerahannya, agar saya bisa keluar dari persoalan utang?

Djajendra Menjawab

Pola hidup berbasis utang pastinya tidak baik. Apalagi Anda menghabiskan 70% dari penghasilan bulanan hanya untuk bayar cicilan utang dan bunga. Menurut saya, utang Anda terlalu besar, coba selesaikan sebagian dari pinjaman dan kurangi utang Anda. Pola hidup dengan mengandalkan utang sama seperti menunggangi singa liar. Bila Anda tidak kuat menunggangi utang dan jatuh dalam kesulitan, maka utang Anda akan menerkam semua kekayaan Anda. Jadi, cobalah hidup sesuai penghasilan, dan jangan membiasakan hidup melebihi penghasilan.

Apa Dampak Redenominasi Rupiah Terhadap Keuangan Pribadi?

DAMPAK  REDENOMINASI RUPIAH TERHADAP KEUANGAN PRIBADI

Pertanyaan

Apa dampak  redenominasi Rupiah terhadap keuangan pribadi?

Djajendra Menjawab

Secara teori dan matematis redenominasi Rupiah sepertinya tidak berdampak apa-apa terhadap keuangan pribadi. Karena,  redenominasi tidak bertujuan untuk menurunkan nilai uang, sehingga tidak akan ada penurunan nilai kekayaan masyarakat. Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan besaran nominal uang secara matematis dengan menghilangkan beberapa angka nol, misal Rp.1.000,- mungkin menjadi Rp.1,- Secara daya beli dan nilai kekayaan tidak akan berkurang apapun, tapi secara nominal jumlah uang hitungannya menjadi lebih sedikit.

Potensi dampak negatif dari redenominasi ada dalam psikologis masyarakat. Bila psikologis masyarakat terpengaruh oleh rasa takut akan penurunan nilai uang oleh kebijakan redenominasi, maka hal ini berpotensi memicu kenaikan harga barang-barang. Dan bila ini terjadi, maka inflasi pasti akan menurunkan nilai uang. Akibatnya, keuangan pribadi pasti terganggu oleh penurunan nilai uang.

 

DJAJENDRA

KUALITAS INVESTASI ANDA DITENTUKAN OLEH KECERDASAN DARI KUANTITAS PENGETAHUAN BERINVESTASI ANDA BUKAN OLEH RAYUAN ORANG LAIN.

Pertanyaan.

Investasi yang seperti apa yang  tidak berisiko, karena selama ini banyak rekan2 diluaran sana tertipu dengan Investasi yang ditawarkan?

Djajendra Menjawab.

Setiap investasi pasti memiliki risiko, dan kita harus dapat memahami bahwa kehilangan atau kerugian adalah bagian dari permainan investasi.

Oleh karena itu,  sebelum melakukan sebuah investasi, pelajari secara sungguh-sungguh terhadap benda yang ingin Anda investasikan tersebut.

Pahami pola dan sifat dari produk yang ingin Anda investasikan tersebut. Pastikan Anda tidak mudah tergiur oleh janji-janji untung besar dari siapapun atau dari manapun.

Miliki keunggulan intuisi terhadap benda atau produk yang ingin Anda investasikan, dan miliki kemampuan kreatifitas investasi yang berisiko rendah.

Bila Anda belum memiliki keunggulan intuisi dan kreatifitas dalam berinvestasi, maka sebaiknya tunda dulu rencana investasi Anda.

Dan, mulailah belajar, jadilah murid yang sangat rajin dan tekun untuk mempelajari seluk-beluk investasi tersebut, ikuti perkembangan pasar, ikuti semuanya dengan sangat sabar, tanpa melakukan tindakan apa-apa. Anda cukup menjadi penonton setia yang cerdas menganalisa semua permainan investasi yang Anda minati.

Lalu,  lakukan evaluasi diri secara terus menerus untuk memahami pertumbuhan kualitas diri Anda terhadap pengetahuan berinvestasi.

Bila Anda sudah merasa cerdas dalam berinvestasi, maka tidak ada satu orangpun yang bisa membohongi Anda soal investasi.

DJAJENDRA

Menabung Dulu, Baru Belanja

”Impian Adalah Visi Kreatif Anda Tentang Hidup Anda Di Masa Depan. Anda Harus Menerobos Keluar Dari Zona Nyaman Anda Dan Menjadi Nyaman Dengan Keasingan Dan Ketidaktahuan.” – Denis Waitley

Tanya?

Yth, Bp. Djajendra,

Terima Kasih buat artikel-artikel Bapak, saya banyak mendapatkan motivasi dan ilmu leadership..

Saya ingin sharing dengan Bapak mengenai “Bagaimana cara mengelola keuangan pribadi dengan baik” , hal ini yang sedang ingin dibagikan ke karyawan yang ada ditempat saya bekerja , agar para karyawan tidak terjebak dengan bunga bank, baik kartu kredit maupun KTA. Terima kasih ya Pak…

Best Regards,

Ruth Vivi Suryana

Djajendra Menjawab!

Yth, Ibu. Ruth Vivi Suryana,

Kemampuan untuk mengendalikan diri agar tidak tergoda kepada benda-benda yang bersifat konsumtif, adalah sebuah keharusan dalam pengelolaan keuangan pribadi. Untuk itu, kembangkan mind set untuk menjalani pola hidup sederhana yang berkecukupan.

Siapa pun pasti memiliki keinginan untuk memiliki rumah, mobil, dan barang-barang lainnya. Tetapi, pribadi yang bijak pasti tahu diri untuk tidak memaksa kehendak dalam memenuhi barang-barang tersebut dengan uang pinjaman berbunga tinggi.

Pribadi yang ingin hidup bahagia pasti tidak akan mau hidupnya digadaikan untuk melayani pola hidup cari hutang nunggak hutang. Dia akan selalu bertindak menabung dulu baru kemudian membeli barang-barang yang dia inginkan.

Bila sudah terjebak dengan pinjaman berbunga tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup di hari ini, maka sebagian dari hidup pasti akan dijalani dengan stres untuk melayani hutang. Perlu diingat bahwa suka ngutang itu akan menciptakan penderitaan dan kehilangan kemerdekaan untuk hidup bebas. Hasilnya, produktifitas, kualitas kerja, rasa bahagia, kesehatan, dan pengembangan diri akan menghalami hambatan dan gangguan. Jika hal ini terjadi kepada karyawan, maka perusahaan dan karyawan akan sama-sama kehilangan energi untuk meraih kinerja secara optimal.

Berikut tips untuk pengelolaan keuangan pribadi yang sehat.

  • Pengelolaan keuangan pribadi yang baik harus dimulai dari mind set rasa syukur terhadap jumlah penghasilan yang diterima saat ini. Jadi, jangan pernah mengeluh dengan penghasilan yang didapatkan sekarang ini. Miliki rasa syukur dan rasa cukup untuk membiayai hidup tanpa perlu berutang kepada siapa pun.
  • Jangan pernah sekali pun tergoda untuk membeli barang-barang konsumtif dengan pinjaman yang berbunga tinggi. Ingat! Pinjaman berbunga tinggi akan mengurangi kekayaan Anda di masa depan. Jadi, bersabarlah dan tabunglah di instrumen investasi yang kebal terhadap inflasi.
  • Hal yang paling bijak dalam pengelolaan keuangan pribadi adalah melakukan pengeluaran tidak melebihi 75% dari total penghasilan, dan sisanya sebesar 25% di tabung dalam bentuk logam mulia emas. Kalau di tabung di bank, bila bunga yang diterima kecil, maka nilai uang dari tahun ke tahun akan mengecil oleh inflasi. Jadi, pilihlah emas, tanah, atau rumah sebagai tempat investasi yang baik. hindari untuk membeli barang-barang yang tidak terlalu penting. Untuk kebutuhan uang tunai dalam hal membiayai rutinitas kehidupan, simpan maksimal untuk tiga bulan.
  • Kembangkan potensi diri secara optimal agar mampu meraih karir yang lebih tinggi. Dengan karir yang lebih tinggi pasti akan ada penghasilan yang lebih besar dari pada saat ini. Dan, Anda memiliki kesempatan untuk menabung lebih banyak.
  • Untuk mengatasi kebutuhan uang tak terduga usahakan membentuk koperasi simpan pinjam karyawan di kantor. Atau juga bisa membentuk kelompok arisan di kantor. Manfaatkan fungsi koperasi dan arisan tersebut secara bijak hanya untuk memenuhi kebutuhan darurat.
  • Berhati-hatilah untuk berinvestasi dalam portofolio berisiko tinggi, seperti reksadana, saham, obligasi, dan sejenisnya. Berpikirlah lebih cerdas dan jangan tergoda kepada iming-iming cepat kaya.
  • Jangan pernah ragu untuk menabung uang tunai Anda ke dalam usaha riel atau jasa yang Anda kuasai secara profesional. Jadi, lakukan investasi di sektor usaha riel atau jasa yang Anda kuasai tersebut. Lalu, yakinlah bahwa usaha riel dan jasa yang Anda kuasai secara profesional tersebut akan menjadi sumber penghasilan terbesar untuk pengelolaan keuangan pribadi Anda.

Sekian dulu, ya, Ibu Ruth Vivi Suryana. Have a great day.