MENGHADAPI REKAN KERJA YANG IRI HATI

DJAJENDRA CORPORATE MOTIVATOR

Pertanyaan

Karirku di kantor sangat baik dan bos sangat mempercayaiku, tetapi banyak rekan-rekan yang iri hati dan menjadi musuh dalam selimut. Bagaimana cara menghadapi mereka?

Djajendra Menjawab

Cara terbaik menghadapi musuh adalah menjadikan mereka teman. Sadarlah bahwa iri hati rekan-rekan Anda merupakan bentuk perhatian mereka kepada Anda. Jadi, jangan terlalu ambil pusing untuk urusan-urusan perasaan orang lain terhadap Anda. Teruslah berkarya dan berkontribusilah dengan profesional di tempat kerja, rangkul semua orang dan teruskan kesuksesan Anda dengan bijak dan etis.

Djajendra

Untuk training hubungi www.djajendra-motivator.com

RENUNGAN KEMERDEKAAN RI KE 67 – 17 AGUSTUS 2012

RENUNGAN KEMERDEKAAN RI KE 67 – 17 AGUSTUS 2012

“Kemerdekaan Bukan Sebatas Kehidupan Normatif, Tapi Kekuatan Adaptif Untuk Menjadikan Warga Bangsa Produktif Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Dan Cita-Cita Kemerdekaan.” ~ Djajendra

Kemerdekaan bukanlah sesuatu yang normatif dan seterusnya sekedar dijadikan slogan dalam kehidupan. Kemerdekaan adalah jejak perjuangan dari apa yang dicita-citakan untuk seluruh warga bangsa, dan jejak perjuangan tersebut harus menjadi semangat dalam memproduktifkan makna kemerdekaan ke dalam kepastian sosial, kepastian kemanusiaan, kepastian hukum, dan kepastian toleransi terhadap perbedaan dan keragaman. Semua hal normatif dalam kemerdekaan haruslah menjadi adaptif terhadap realitas kehidupan sehari-hari dari seluruh warga negara. Kemerdekaan tidak akan berarti selama dia dibiarkan dalam batas normatif. Kemerdekaan adalah jembatan yang menghubungkan warga bangsa untuk membangun cita-cita kemerdekaan dengan sepenuh hati dalam budaya integritas. Kemerdekaan harus diisi dengan kecerdasan warga bangsa, dari perbedaan dan keragaman, untuk mengekspresikan semua cita-cita kemerdekaan ke wujud produktifitas warga bangsa.

Kemerdekaan harus menjadi produktif agar cita-cita kemerdekaan dapat diwujudkan kepada semua warga bangsa. Bila kemerdekaan terus dipelihara dalam kekuatan normatif, dan tidak diinternalisasikan kepada warga bangsa untuk beradaptif, maka kemerdekaan hanya akan menjadi hal yang tidak produktif  buat warga bangsa. Kemerdekaan hanya akan berkembang dalam budaya bangsa yang menjunjung tinggi integritas, keterbukaan, tanggung jawab, keadilan, kesetaraan, perbedaan, keragaman, dan kecintaan pada nilai-nilai kemerdekaan. Kemerdekaan haruslah menjadi iklim buat masing-masing orang untuk menjalani cara hidup dengan kesadaran diri dan kasih sayang, dan melakukan sebanyak mungkin perilaku baik, agar tidak ada satu orang pun yang hak dan rasa merdekanya menjadi tidak merdeka. Kemerdekaan berarti setiap keragaman dan perbedaan melebur dalam satu gelombang emosi untuk menegakkan cita-cita, nilai-nilai, simbol-simbol, motivasi, dan harapan dari kemerdekaan itu sendiri. Kemerdekaan adalah milik dan hak setiap warga bangsa tanpa perbedaan, walaupun kehidupan masing-masing warga bangsa ada dalam perbedaan dan keragaman. Bila ada yang merasa lebih berhak, maka kemerdekaan akan lenyap dengan sendirinya, dan digantikan penjajahan baru dalam berbagai wujud untuk menciptakan warga bangsa yang tidak merdeka.

Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-67.  17 Agustus 1945 – 17 Agustus 2012

Djajendra

MENGHADAPI ORANG YANG BERWAWASAN DANGKAL

MENGHADAPI ORANG YANG BERWAWASAN DANGKAL

Pertanyaan

Bagaimana cara menghadapi orang yang berpendidikan tinggi tapi selalu ngotot dengan membenarkan wawasan dangkalnya?

Djajendra Menjawab

Wawasan seseorang sangat dipengaruhi oleh sistem keyakinan hidup. Oleh karena itu, walaupun seseorang secara formal memiliki pendidikan sangat tinggi, tapi bila semua pengetahuan yang sangat tinggi itu dikendalikan oleh sistem keyakinan orang tersebut, maka orang tersebut biasanya akan menutupi dirinya sebatas akal dan logika dari sistem keyakinan dirinya.

Anda tidak mungkin bisa berdiskusi atau melakukan brainstorming dengan seseorang yang menutupi semua kecerdasan dan pengetahuannya sebatas akal dan logika dari sistem keyakinannnya. Oleh sebab itu, saat Anda menghadapinya, Anda harus berjiwa besar dalam akal sehat untuk tidak menghakimi orang tersebut. Pastikan Anda sekedar mendengarkan sambil tersenyum dan jangan berdebat tentang apa pun dengan orang tersebut. Lebih baik Anda pahami melalui kecerdasan empati Anda untuk membiarkan orang tersebut hidup bersama wawasan dangkalnya.

Djajendra

TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN

Pertanyaan

Mengapa seseorang harus memiliki toleransi saat keyakinan dirinya bertolak belakang dengan keyakinan orang yang harus ditoleransi itu?

Djajendra Menjawab

Setiap orang pasti menginginkan dirinya dan keluarganya untuk hidup dalam kedamaian dan keharmonisan yang saling menghargai, saling menghormati, saling memahami, serta saling menjaga hati untuk tidak saling menyakiti. Intinya, setiap orang itu butuh kenyamanan, keamanan, dan penghormatan terhadap harga dirinya di dalam pergaulan kehidupan sehari-hari. Tantangannya, setiap orang memiliki sistem keyakinan diri, logika berpikir, persepsi, dan kepercayaan hidup yang kadang-kadang bisa sangat bertolak belakang satu sama lainnya. Termasuk, nilai-nilai yang dipersepsikan secara berbeda dari sumber nilai-nilai budaya, adat istiadat, keyakinan, kepercayaan, dan lain sebagainya.

Bila setiap orang yang berbeda keyakinan dan kepercayaan ini saling mengklaim yang paling benar, tanpa memperhatikan harga diri dari orang lain; maka yang akan terjadi adalah kekacauan dan pertentangan yang membuat kehidupan siapa pun tidak akan pernah merasa aman, tidak pernah merasa nyaman, dan tidak pernah bisa hidup dalam keharmonisan bersama.  Oleh karena itu, dibutuhkan toleransi untuk saling menjaga hati, pikiran, dan ucapan; agar tidak menyinggung harga diri siapa pun melalui pelecehan atas keyakinan dan kepercayaan hidup orang lain.

Bila sudah merasa keyakinan diri bertolak belakang dengan keyakinan orang yang harus ditoleransi, maka biarlah hal yang bertolak belakang itu hidup di dalam diri sendiri, dan jangan pernah biarkan dia keluar dari dalam diri untuk merusak keharmonisan kehidupan yang mendamaikan hati semua orang. Sebab, bila hal – hal yang bertolak belakang itu mengisi ruang publik, maka janganlah pernah berharap perdamaian dan keadilan hidup dapat terwujud untuk siapa pun.

DJAJENDRA

JANGAN JATUH DALAM CINTA

“Jatuh Cinta Adalah Milik Perasaan Dan Bukan Milik Logika Atau Akal Sehat.” – Djajendra

Pertanyaan

“Pak, saya telah jatuh cinta kepada pria beristeri, dan saya tidak ikhlas melepaskannya. Apa yang harus saya lakukan?”

Djajendra Menjawab

Anda berhak memiliki cinta dari mana saja atau dari siapa saja, tapi Anda harus berhati-hati kalau membiarkan perasaan Anda ingin memiliki cinta milik orang lain.

Saran saya, Anda harus memutuskannya sendiri  tentang cinta Anda kepada pria beristeri setelah memahami lima langkah berikut:

Langkah pertama, Anda harus memiliki empati untuk memahami perasaan kecewa dari isteri orang yang Anda cintai itu.

Langkah kedua, coba miliki kesadaran diri untuk memahami emosi sakit hati yang mungkin mengguncang rumah tangga dari orang yang Anda cintai.

Langkah ketiga, Anda harus mampu meningkatkan kepekaan hati nurani Anda terhadap perasaan orang lain.

Langkah keempat, Anda harus belajar menghormati keutuhan dan keharmonisan rumah tangga orang lain.

Langkah kelima, jangan biarkan diri Anda terjatuh ke dalam jurang cinta, yang tidak membahagiakan, dan yang tidak membawa kedamaian untuk masa depan Anda.

Selanjutnya, masalah cinta dan jatuh cinta adalah urusan yang sangat pribadi. Sebab, jatuh cinta adalah milik perasaan dan bukan milik logika atau akal sehat. Soal perasaan yang paling mengerti dan memahami adalah yang punya perasaan itu. Oleh karena itu, hanya Anda yang bisa memutuskan sikap dari perasaan Anda itu. Tapi, jangan biarkan perasaan Anda bergerak bebas dan liar tanpa dilindungi oleh logika, etika, akal sehat, sikap baik, emosi yang cerdas, dan  moral yang bijak.

DJAJENDRA

AKU SUNGKAN MENEGUR ORANG PANUTAN YANG BERBUAT SALAH

Pertanyaan.

Seorang guru, seorang sesepuh, seorang yang dihormati, yang disegani dalam masyarakat kebanyakan, mereka menjadi panutan, menjadi contoh. Tapi, bila seorang guru dan sebagainya itu melakukan suatu kesalahan , bagaimana kita menyapanya , menegurnya, dan mengingatkannya, bahwa apa yang dilakukannya salah. Karena kita pasti akan terbentur dengan rasa sungkan , tidak enak, karena jelas mereka selalu merasa benar. Dan pasti akan ada akibatnya jika kita menegurnya…??

Djajendra Menjawab

Ya, pasti akan ada akibatnya jika kita menegur orang-orang terhormat yang selalu merasa benar dengan apa yang dia katakan. Apalagi, bila mereka memiliki kekuasaan dan pengaruh di tengah masyarakat, serta menjadi panutan orang banyak.

Pemimpin yang berbahaya adalah dia yang menjadi panutan dan contoh, dengan memiliki pengaruh dan kekuasaan di tengah masyarakatnya, dan memimpin masyarakatnya melalui persepsi dan logika berpikir sempit, tanpa memperdulikan etika umum kehidupan.

Dalam realitas kehidupan di tengah masyarakat, sangat banyak orang-orang seperti yang Anda sebutkan di atas, selalu memelihara ego dan kesombongan atas setitik ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Akibatnya, mereka berwawasan sangat sempit dan berpikiran sangat picik.

Bila Anda mengingatkan atau menegur atas kesalahannya, mereka pasti akan memusuhi Anda. Oleh karena itu, pahami mereka dengan cara mencerdaskan emosional sosial Anda. Belajarlah ilmu pengetahuan tentang kecerdasan emosional yang mencakup kecerdasan sosial, kesadaran sosial, dan kecerdasan emosi untuk mencegah konflik batin dan konflik sosial atas realitas kepemimpinan yang berwawasan sempit.

Dan kalau memungkinkan, jauhi atau hindari orang-orang berkarakter seperti yang Anda sebutkan di atas. Karena, sampai kapanpun mereka tidak akan pernah mampu memberikan kebaikan melalui etika umum kehidupan. Mereka selalu akan berpersepsi dan berkeyakinan bawah apa yang mereka lakukan dan katakan adalah kebenaran. Kalau sudah begitu, susahkan?

DJAJENDRA